Recent twitter entries...

WANITA ITU LEMAH?




Selama ini sering kali kita mendengar kalimat bahwa wanita adalah makhluk yang lemah. Kalimat itu bertebaran di mana-mana. Kalimat “Wanita itu makhluk mulia” .Semakin lama para wanita pun ingin lepas dari anggapan ‘lemah’ tersebut dan muncullah yang namanya emansipasi wanita, gerakan feminisme, dan sebagainya. Sekarang kita telisik terlebih dahulu sebenarnya kenapa wanita selama ini selalu dianggap sebagai makhluk yang lemah. Kesimpulan sementara saya, mungkin anggapan tersebut muncul karena memang secara fisik kaum pria umumnya lebih kuat daripada kaum wanita. Dalam bidang olahraga saja, pria dan wanita punya peraturan dan ketentuan yang berbeda untuk mengakui perbedaan kekuatan fisik dua makhluk berlawanan jenis ini.











Kedua, mungkin karena wanita lebih mudah menangis ketika tertekan masalah yang berat. Kita semua tahu adanya anggapan bahwa menangis adalah tanda kelemahan maka kaum pria sangat menghindari tindakan yang satu ini. Padahal sebenarnya banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang menangis selain ketidakberdayaan menahan penderitaan. Ketiga, wanita adalah makhluk yang harus dilindungi dan dihormati. Kemudian hampir seluruh kebudayaan di dunia menerapkan tata krama bahwa pria harus dan tidak boleh melakukan hal-hal tertentu terhadap seorang wanita dalam rangka menjalankan misi melindungi wanita yang telah disebutkan tadi.
Anggapan ‘lemah’ ini pun menimbulkan diskriminasi yang tak pernah hilang hingga saat ini meski wujudnya tidak seekstrem era Kartini dulu. Diskriminasi yang tidak saya setujui misalnya seperti ini. Seorang wanita melamar pekerjaan sebagai reporter. Perusahaan menolaknya karena khawatir nanti wanita tidak bisa melakukan pekerjaan setangguh pria dan akan mudah menyerah. Saya agak mentolerir apabila penolakannya atas pertimbangan bahwa wanita (apalagi yang sudah berkeluarga) akan sulit meluangkan waktunya secara total untuk pekerjaan.
Melihat fakta-fakta di atas, saya kemudian berpikir dan berpikir. Sebenarnya wanita tidak se’lemah’ itu. Kita bisa mengatakan bahwa meski fisik wanita umumnya tidak lebih kuat dari pria namun sebenarnya wanita juga memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh pria bahkan bisa saja lebih dari pria. Contoh paling sederhana dan mendasar, apabila wanita adalah makhluk yang lemah, ia tidak mungkin ditakdirkan untuk hamil dan melahirkan. Tak ada yang mampu membantah bahwa menjadi ibu hamil itu sungguh berat. Apalagi itu semua dijalani selama 9 bulan lamanya. Setelah 9 bulan berjalan, seorang ibu masih harus mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan anaknya ke dunia, kemudian menyusuinya hingga usia 2 tahun, merawatnya, dan sering terbangun di malam hari demi menenangkan sang bayi yang gelisah. Semua itu hanya mampu dijalani oleh orang yang kuat dan yang menjalaninya adalah seorang wanita. Seorang wanita yang berkewajiban menghormati suaminya juga akan setia memberikan dukungan untuk suaminya dalam keadaan bagaimana pun juga, ketika bangkit ataupun jatuh. Mana mungkin seseorang yang lemah dapat memberikan dukungan moral untuk menguatkan orang lain. Lagi-lagi wanita yang melakukannya.
Mengutip ucapan Sharon Stone di film Catwoman, seorang wanita terbiasa melakukan hal-hal yang tidak diinginkannya. Memang tidak salah. Wanita dituntut untuk bertindak sesuai yang seharusnya dilakukan, umumnya setiap kebudayaan hampir sama. Wanita tidak boleh melakukan hal-hal tertentu yang dapat membuatnya citranya menjadi buruk seperti misalnya berteriak-teriak, berkata kasar, merokok, keluyuran, dan sebagainya. Wanita terbiasa untuk mengikuti aturan yang telah digariskan. Sementara pria yang memiliki egoisme yang besar, cenderung lebih memiliki kebebasan untuk melakukan hal yang diinginkannya sehingga mungkin saja mereka tidak dapat mengendalikan diri ketika ditekan. Sedikit menyimpang, kadang saya masih bertanya-tanya mengapa ketika wanita berkata kasar maka citranya langsung jatuh sebagai wanita baik-baik. Sementara kata-kata kasar adalah hal yang lumrah bagi kaum pria bahkan justru hal tersebut merupakan bentuk keakraban dengan teman-temannya. Intinya seorang pria yang berkata kasar tidak akan langsung dicap buruk secepat ketika wanita yang melakukannya.
Wanita memang lebih mudah menangis tetapi sebenarnya mereka lebih kuat menahan penderitaaan dan segera bangkit dari keterpurukan. Misalnya ketika seorang wanita  berpisah dari kekasihnya, ia akan menangis. Namun dengan segera mereka berusaha untuk bangkit kembali dan mengambil hikmah dari peristiwa yang dialaminya. Life must go on. Sementara banyak fakta yang menunjukkan bahwa pria membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyembuhkan luka di hatinya. Ketika seorang pria patah hati, ia tidak dapat secara cepat melupakan sakitnya.
Saya hanya mencoba menyajikan pendapat saya tersebut tanpa bermaksud menyamaratakan bahwa semua pria begitu dan semua wanita begini. Semua yang tersaji di atas hanyalah contoh-contoh yang saya alami sehari-hari dan membuat saya berkesimpulan bahwa tak selamanya wanita itu lemah.mungkin ini sedikit akan mempertegas kembali tulisan saya bahwa, Ingatlah pada siapa kita sering bersandar? Kalau kita masih menjawab ‘Ibu’ maka tak selayaknya kita berkata wanita adalah makhluk yang lemah.


 :)

Comments (0)

Posting Komentar